Jumat, 04 November 2011

SENYUM TERAKHIR dari MAMAH

Tahun 2009 kemarin merupakan tahun yang paling menyedihkan seumur hidupku. Tahun kemarin juga merupakan tahun terakhir bagi ku melihat mamah tersenyum.aku anak terakhir dari enam bersaudara terdiri dari lima orang perempuan termasuk aku dan satu kakak laki-laki empat kakak perempuan, papah ku sudah hamper dua belas tahun meninggal dunia. Berawal dari sebuah penyakit yang diderita oleh mamah ku, awalnya setiap kali mamah mengeluhkan sakit hanya dibawa keklinik biasa. Di klinik tersebut mamahku didiagnosa hanya terkena penyakit lambung,gejala tifus,luka lambung ataupun penyakit lainnya yang tidak berbahaya.namun setelah sekian lama.jika mamahku sakit hanya dibawa keklinik biasa tapi ketika mamah merasakan sakit yang luar biasa didalam tubuhnya, lalu mamahku dibawa kerumah sakit M.L yang berada didaerah ciledug. Mamahku sempat dirawat disana dengan diagnose terkena penyakit Tifus, tapi karna pelayanan yang kurang baik dan fasilitas yang kurang nyaman,setelah mamahku agak membaik mamah meminta pulang,karna ia merasa tidak nyaman.akhirnya mamahku pulang hanya dua hari mamah dirawat disana.
            Setelah satu bulan kemudian tepatnya bulan maret mamahku sakit , tapi kali ini mamah dibawa ke rumah sakit S.A namun kali ini tidak dirawat hanya untuk memeriksakan keadaannya,karena ada yang menyarankan agar mamah malakukan tes USG untuk mengetahui penyakit yang ada di dalam tubuh mamah. Hasil tes menujukkan bahwa mamah terkena penyakit ginjal dan kerusakan hati. Berberapa hari kemudian mamahku merasakan sakit lagi dan dibawa kerumah sakit B. A dan dirawat disana. Setelah tiga hari dirawat disana dokter spesialis penyakit dalam menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan CT SCAN pada mamah untuk mengetahui  lebih akurat penyakit ditubuh mamah. Berhubung diB.A tidak memiliki alat tersebut mamah di rujuk kerumah sakit U.I  untuk dilakukan tes pemeriksaaan tersebut. setelah mendapat hasil tes pemeriksaan CT SCAN mamahku didiagnosa terkena penyakit kanker hati yang merupakan penyakit yang mematikan, dengan bukti dari hasil tes USG,CT SCAN,sinar x,dan tes yang lainnya. Bahkan mamahku sudah divonis oleh dokter spesialis penyakit dalam di B. A bahwa masa hidup mamah tidak akan lebih dari tiga bulan.
Setelah mendengar vonis tersebut aku dan kakak-kakak ku yang lainnya merasa sangat terpukul,sangat kaget dan sedih bercampur rasa kesal pada dokter tersebut karena sudah memvonis seperti itu pada mamah,padahal maut seseorang hanya Allah SWT yang tahu. Meskipun dokter sudah memvonis seperti itu kakak-kakakku masih tetap berusaha untuk menyembuhkan penyakit mamah. Kanker hati merupakan penyakit yang sangat mematikan dan belum ditemukan obat yang pasti untuk menyembuhkan penyakit tersebut kecuali dengan melakukan operasi pencangkokan hati, dan operasi tersebut juga tidak menjamin kesembuhan total bahkan banyak yang gagal dengan opersi pencangkokan hati. Aku dan kakak-kakakku yang lainnya sepakat untuk tidak memberi tahu penyakitnya pada mamah.karna takut menjadi beban fikiran mamah. Setelah selama seminggu dirawat dan kondisi mamah sudah membaik mamah pun pulang kerumah namun tetap dalam pengawasan dokter.
            Setelah pulang dari B.A  penyakit mamah juga masih sering kambuh. Dirumah pun mamah berobat jalan dengan guru senam mahatma yang juga Bisa dibilang guru spiritual yang merupakan bukan orang sembarangan. Jadi ketika penyakit mamah kambuh beliau yang mengobatinya untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan mamah. Karna mamah memang sudah tidak bisa melakukan aktivitas apapun yang disebabkan kondisi badannya yang sudah kurus kering dan perutnya membuncit akibat penyakit yang diderita mamah maka mamah hanya bisa berbaring dikasur yang berada diruang tamu. Karna aku dan kakakku yang lainnya sibuk dengan pekerjaannya dan aku pun sekolah jadi tidak bisa 24 jam mengurus keadaan mamah maka kakakku yang lainnya sepakat untuk meminta bantuan dari istri paman untuk merawat mamah.karna untuk buang air kecil,dan besar pun mesti dibantu untuk kekamar mandi dan tiap pagi dan sore juga harus dimandikan, belumlagi karna mamah terkena penyakit kanker hati sering kali muntah darah dan buang  air besar bercampur darah. Sungguh betapa beratnya penyakit yang diderita mamah.
            Setelah sebulan keluar dari rumah sakit B.A mamah kembali masuk rumah sakit  pada pertengahan bulan april dengan kondisi penyakit yang sama. Selama seminngu aku yang menjaga mamah dari pagi hingga sore hari sampai aku izin tidak masuk sekolah selama seminggu.dan malam harinya kakakku yang lain yang menjaga mamah. Selama seminggu mamah dirawat dokter sudah angkat tangan dengan penyakit mamah yang sudah tidak mungkin disembuhkan, kalaupun bisa itu hanya 10% kemungkinan bisa disembuhkan, dan selain itu harus memakan banyak biaya hingga ratusan juta. Akhirnya mamah pun pulang dan melakukan berobat jalan dangan pak D.d  guru senam mahatma selain itu berobat dengan pengobatan herbal yang biayanya pun cukup mahal. Setelah hampir sebulan lebih melakukan pengobatan dirumah pada pertengahan bulan mei seminggu sebelum mamah meninggal pak D.d mengatakan tidak ada pentangan makanan apapun untuk mamah. Namun ada hal yang paling bodoh yang aku lakukan tiga hari sebelum mamah meninggal aku pergi dari rumah karna ada sedikit konflik dengan kakakku yang.Malam harinya sehabis magrib aku mengirimkan sms pada kakakku yang kakak ku yang lain untuk memberi kabar aku tidak pulang dan menceritakan penyebab aku kabur dari rumah dan aku meminta pada kakakku agar memberitahu kepada mamah bahwa aku baik-baik saja supaya mamah tidak khawatir dengan keadaan aku. Sekitar pukul Sembilan malam, banyak sekali sms dan telepon dari semua kakakku.tapi tak satu pun aku respon hingga tengah ,malam semua kakakku masih telepon dan mengirimkan sms bahwa kondisi mamah sedang kritis dan aku disuruh pulang takut tidak sempat bertemu mamah untuk yang terakhir.aku sempat takut dengan ancaman sms itu tapi karna aku benar-benar keras kepala aku tidak menghiraukan justru  aku menelepon rumah hanya ingin tahu nada suara orang yang mengangkat telepon .alhamdulillah nada suara yang aku dengar terkesan biasa saja dan aku merasa tenang.keesokan harinya aku pulang.sehari sebelum mamah meninggal pagi harinya mamah terlihat lebih sehat meskipun masih tetap memuntah dan buang air bercmpur darah,pagi itu mamah meminum susu dan memakan sepotong roti tak lama mamah memuntahkannya, setelah memuntah mamah sempat bertanya” mamah muntah darah iya?” lalu aku menjawab “gak kok mah,karna mamah abis minum susu mamah muntahin susunya”.tapi ketika mamah mengusapkan tangan kemulutnya ternyata mamah mengetahui bahwa ia memuntahkan darah.
            Sore hari menjelang malam, aku yang baru pulang sekolah dan kakakku juga sudah berkumpul dirumah karna sudah pulang bekerja, mamah mulai merintih kesakitan dan kakakku yang lainnya mulai bingung akhirnya mereka memutuskan untuk membawa mamah kerumah sakit lagi, lalu kakak mencari taksi untuk membawa mamah kerumah sakit,ketika taksi sudah datang aku masuk dan duduk dibangku belakang memangku kepala mamah dan kakakku  bersama anaknya duduk disebelah sopir, kakakku yang lainnya menyusul dengan mengendarai motor. Sesampainya disana sempat ada sedikit keributan ketika perawat tidak sigap menangani mamah yang sedang kritis sopir taksi yang merasa kesal dengan keadaan tersebut membentak perawat untuk segera menggotong mamah masuk kedalam dan memberikan penanganan secepatnya . karna taksi tersebut memarkir dibadan jalan banyak kendaraan dibelakangnya yang memberi klakson dan sopir itu membentak” ini ada orang lagi kritis, sabar dikit dong!”. Setelah mamah sudah masuk UGD masalah tidak berakhir begitu saja,aku dan kakakku  menemani mamah hampir dua jam lebih berada di UGD hanya untuk mencari pembuluh darah yang bagus untuk dipasang infuse ketika sedang disuntik berulang kali mamah memegang erat tanganku sambil memandang ku tapi pandangannya berbeda pandangannya seperti tidak mengenali bahwa aku anaknya. Aku sudah mulai sangat sedih dengan kondisi mamah saat itu. Dan diruang administrasi kakakku  kebingungan karna semua kamar penuh mulai dari kelas 1,2,3, ruang ICU,ruang ICCU. Petugas administrasi sempat menyuruh untuk dirujuk kerumah sakit yang berada di daerah tangerang karna tempatnya cukup jauh dan sudah malam kakakku memohon untuk dicarikan kamar yang bisa ditempati untuk semalaman saja asalkan tetap dalam pengawasan dokter berapa pun harganya. Akhirnya dapat ruang di HCU (High Unit Care),sekitar pukul 11 malam mamah sudah masuk ruang itu dan tak lama perawat menyuruh salah satu dari anggota keluarga untuk mendampingi membacakan ayat Al Qur’an.mulai dari situ perasaanku sudah tak menentu sekitar pukul setengah 12 malam aku pulang bersama kakakku sesampainya dirumah aku tidur sebentar lalu bangun untuk sholat tahajud.setelah selesai sholat aku mengirimkan sms pada teman-teman untuk meminta doa dari mereka agar mamah bisa melewati masa kritisnya. Sekitar jam setengah satu malam kakakku masuk kedalam kamar ku lalu ia mengajakku untuk kembali kerumah sakit karena mendapat kabar kalau mamah semakin kritis dan dokter menyuruh untuk mengumpulkan semua anggota keluarga.
            Sesampainya disana suasana semakin menegangkan.aku dan kakaku masuk keruangan tersebut dengan baju khusus dan masker karna diruangan tersebut harus benar-benar steril.lalu aku masuk kekamar ketika aku sudah masuk air mataku sudah tak terbendung lagi, melihat mamah yang sudah tak sadarkan  diri dengan banyak alat yang dipasang ditubuhnya dan mulut yang terbuka. Aku mendekatinya lalu mencium tangan dan keningnya lalu membisikkan ditelinganya ”maafin aku ya mah, aku sudah banyak salah, kemarin aku pergi dari rumah.aku janji gak akan mengulanginya lagi, aku janji akan jadi anak yang lebih baik,aku janji akan membuat mamah bangga dan menjadi apa yang mamah inginkan. Aku sayang mamah,aku sayang mamah,aku sayang mamah selamanya” lalu aku keluar dengan penuh air mata dan secara bergantian kakakku yang lain masuk kedalam kamar.setelah beberapa jam kemudian alat pendeteksi detak jantung sudah berhenti hanya tinggal alat yang dipasang di nadi yang masih terpasang, karna masih menunggu adik laki-laki mamah yang waktu semasa hidupnya mamah ingin sekali bertemu dia. Setelah semua anggota keluarga sudah ditemui,alat yang terpasang di nadi mamah pun dilepas dan keluarga ku semua menangis karna mamah yang sudah meninggal. Pada pukul lima pagi mamah dibawa pulang menggunakan ambulance aku dan kakakku pun berada didalamnya duduk disamping jenazah mamah yang sudah terbungkus kain kafan dan kakak laki-laki duduk disebelah sopir.air mata ku tak berhenti mengalir sampai dirumah.
sesampainya dirumah rumah bangku sudah tersusun rapi kasur sudah dipersiapkan diruang tamu.lalu jenazah mamah diletakkan dikasur tersebut, saudara dan tetangga ku sudah mulai membacakan surat yasin. Hatiku semakin sakit sekali dengan kenyataann bahwa  aku sudah tidak mempunyai kedua orang tua. Suara orang membacakan surat yasin tak berhenti sampai menjelang siang,para pelayat yang datang begantian membacakan surat yasin untuk mamah. Yang sebelumnya mulut mamah terbuka lebar sampai di pasang plester dari rumah sakit  untuk menutupinya, namun siang harinya ketika banyak pelayat yang berdatangan dan saat ingin dimandikan mulut mamah tertutup dengan sendirinya dan berubah menjadi senyum yang lebar. Banyak pelayat yang berkata bahwa senyuman terakhir mamah sudah menandakan ketenangan mamah. dan ketika jenazah mamah selesai dimandikan oleh anak-anaknya termasuk aku,lalu dikafani  dan dibawa ke musholah untuk dishalatkan lalu dimakamkan.banyak sekali para pelayat yang mengantarkan kepemakaman. Setelah semuanya selesai aku ingin sekali melihat senyum mamah kembali namun semuanya sudah terlambat, hingga saat ini aku masih merindukan senyuman terakhir dari mamah.



1 komentar: